STRICT PARENTS (POLA ASUH KETAT) : PENGERTIAN, CIRI-CIRI, PENYEBAB, DAMPAK, dan CARA MENGHINDARI
Pengertian Strict Parents
RuangBKsmanser_ Strict parents adalah tipe orang tua yang menerapkan pola asuh yang ketat, banyak aturan dan pembatasan, serta cenderung kaku ketika menghadapi anak-anaknya. Tipe orang tua seperti ini biasanya mematok target dan harapan yang tinggi untuk buah hatinya.
Apabila anak gagal atau tidak mencapai harapan orang tua tersebut, anak tak jarang dihukum atau menerima konsekuensi yang tidak menyenangkan. Biasanya, orang tua yang memiliki sifat strict parents (orang tua yang ketat) memiliki pola asuh yang otoriter.
Mereka percaya bahwa dengan menerapkan gaya pengasuhan yang seperti itu akan membentuk perilaku anak dan menjadikannya orang hebat.
Ciri Strict Parents
Berikut beberapa karakteristik yang dimiliki oleh strict parents pada umumnya di antaranya,
1. Memberikan tuntutan, akan tetapi tidak bersikap responsif
Sifat khas yang dimiliki oleh strict parents ialah otoriter. Sehingga, strict parents sering memberikan banyak peraturan serta tuntutan pada anak, bahkan peraturan yang diterapkan tersebut berdampak pada setiap seluruh aspek yang ada dalam hidup anak, baik itu di rumah maupun ketika anak berada di tempat umum.
Peraturan-peraturan yang diterapkan oleh strict parents, pada umumnya merupakan peraturan tidak tertulis dan beberapa bahkan tidak menyampaikan peraturan tersebut kepada sang anak. Dibandingkan memberitahu anak, strict parents menganggap dan mengharapkan bahwa anak dapat paham dan mengerti peraturan tersebut, tanpa diberi tahu.
2. Sedikit memberikan kasih sayang
Ketika Anda melihat atau merasakan orang tua yang terlihat dingin, jauh dari anak-anak atau tidak dekat, serta kasar, maka itu adalah ciri-ciri dari strict parents yang cenderung minim memberikan kasih sayang.
Tidak jarang pula, strict parents bahkan berteriak pada anak serta jarang memberi dukungan maupun pujian. Hal ini dikarenakan, strict parents lebih mementingkan disiplin dari anak, dibandingkan kesenangan pada pola pengasuhan anaknya.
3. Memiliki banyak aturan dan berlebihan
Ciri khas dari strict parents ialah ia akan menerapkan banyak peraturan pada anak dan peraturan tersebut dinilai berlebihan bagi kebanyakan orang. Contohnya seperti pembatasan jam keluar atau menyusun kegiatan khusus yang harus dilakukan oleh anak usai pulang sekolah dan lain sebagainya.
Kondisi tersebut, akan membuat anak merasa terkekang. Sebab anak dituntut untuk mampu dan harus mengikuti segala aturan yang dibuat oleh orang tuanya. Akan lebih baik, apabila orang tua hanya menerapkan sedikit peraturan, tetapi peraturan-peraturan tersebut konsisten diterapkan kepada anak.
4. Tak jarang memberikan hukuman fisik
Strict parents umumnya tidak akan segan memberikan hukuman fisik pada anak, ketika sang anak dianggap telah melanggar peraturan yang dibuat. Hukuman fisik yang diberikan bisa beragam, mulai dari pukulan, menarik telinga dan lain sebagainya.
Pada umumnya, hukuman fisik akan diberikan, ketika anak tidak mampu memenuhi ekspektasi atau mematuhi aturan strict parents.
5. Tidak membiarkan sang anak memilih
Seorang strict parents, dengan sifat otoriter biasanya tidak membiarkan anak untuk memilih atau memberikan pilihan pada anak. Keputusan yang diberikan pada anak, umumnya adalah keputusan yang tidak bisa diganggu gugat, selain itu strict parents juga tidak akan mendengarkan opini dari anak mengenai peraturan-peraturan tersebut.
Sehingga, anak pun tidak memiliki ruang untuk melakukan negosiasi serta tidak mampu menentukan pilihannya sendiri.
6. Tidak memercayai anak
Orang tua yang memiliki gaya pengasuhan strict parents serta otoriter, umumnya cenderung tidak mampu memercayai sang anak, sehingga anak pun tidak diberikan peluang untuk membuat keputusannya sendiri.
Strict parents, tidak memberikan kesempatan pada anak, untuk membuktikan bahwa anak tersebut mampu dan bisa membuat keputusan yang baik dengan pendapat dan opininya sendiri.
7. Kerap mempermalukan anak
Strict parents umumnya tidak pandang bulu, ketika ia akan memperingatkan anak ketika anak melakukan sesuatu hal yang salah. Selain itu, strict parents juga dianggap kerap mempermalukan anak di depan umum, dengan tujuan agar anak selalu mematuhi peraturan yang mereka buat.
Alih-alih memberikan support, agar rasa percaya diri anak meningkat, strict parents justru mempermalukan anak, sebagai suatu cara yang dianggapnya mampu memberikan motivasi pada anak dan mendorong anak menjadi sosok lebih baik.
Akan tetapi, harapan tersebut tentu akan berbanding terbalik dengan hasil, sebab anak akan merasa minder untuk melakukan sesuatu karena takut dibentak atau dipermalukan di depan umum.
8. Tidak memberikan waktu luang untuk anak
Ciri lainnya dari seorang strict parents ialah tidak memberikan waktu luang bagi anaknya. Contohnya, orang tua akan meminta anak, untuk melakukan hal-hal atau tugas yang sulit. Akan tetapi, orang tua tidak mau memberikan waktu luangnya untuk membantu anak mengerjakan tugas tersebut.
Sehingga, anak pun akan merasa kesepian serta kesulitan, ketika ia mendapatkan tugas yang membebaninya.
9. Enggan memberikan penjelasan pada anak
Orang tua dengan gaya asuh strict parents biasanya ingin anaknya untuk mampu bersikap baik serta mampu memahami peraturan tidak tertulis yang mereka terapkan. Akan tetapi, strict parents enggan menjelaskan mengenai peraturan tersebut atau menjelaskan kepada anak, mengapa mereka menerapkan peraturan tersebut.
Penyebab Strict Parents
Perlu diketahui, bahwa gaya asuh strict parents bukanlah sesuatu hal yang tidak sengaja terjadi. Akan tetapi orang tua memang telah menetapkan bahwa ia melakukan pengasuhan pada anak dengan gaya strict parents.
Terdapat beberapa hal yang menjadi pemicu sebelum seorang orang tua menerapkan gaya asuh strict parents yang otoriter di antaranya,
1. Memiliki pengalaman yang sama
Sebuah studi menjelaskan, bahwa pemicu utama seseorang menjadi sosok strict parents ialah karena ia memiliki pengalaman yang sama. Artinya, ia diasuh oleh orang tua dengan pola asuh ototriter.
Sehingga, ketika anak-anak tersebut dewasa, maka mereka pun menerapkan pola asuh yang sama, seperti ketika orang tua mereka mengasuhnya semasa kecil.
Orang tua dengan pengalaman yang sama, merasa lebih menyukai cara membesarkan anak dengan cara mereka sendiri serta pola dan sikap yang sama seperti orang tuanya. Mereka beranggapan, bahwa menjadi strict parents, merupakan cara yang tepat untuk membuat anak menjadi lebih disiplin.
2. Memiliki kepribadian atau sifat yang kurang menyenangkan
Setiap orang memiliki kepribadian yang unik dan berbeda-beda. Ada beberapa orang yang memiliki kepribadian ramah serta menyenangkan dan ada pula orang yang memiliki kepribadian sebaliknya.
Orang-orang dengan kepribadian yang kurang menyenangkan tersebut cenderung sulit untuk berempati pada orang lain serta sering memiliki pikiran yang negatif. Sehingga, kemungkinan untuk menjadi sosok strict parents dinilai lebih besar.
Hal ini dikarenakan mereka akan merasa kesulitan untuk membangun hubungan yang dekat dengan orang lain, bahkan dengan anak-anaknya sendiri.
3.Memiliki neurotisme tinggi
Menurut sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2018 di Iranian Journal of Psychiatry, menunjukkan bahwa strict parents memiliki kecenderungan untuk memiliki tingkat neurotisme yang cukup tinggi.
Neurotisme ialah suatu dimensi kepribadian yang menyangkut kestabilan dari emosi yang dimiliki oleh seseorang. Neurotisme tersebut ditandai oleh kecemasan, keraguan, memiliki perasaan negatif pada beragam hal, hingga depresi.
Dampak Pengasuhan Strict Parents
Berikut beberapa dampak buruk dari strict parents atau pola asuh orang tua yang terlalu ketat bagi anak-anak di antaranya,
- Pola asuh yang ketat membuat anak-anak akan kehilangan kesempatan untuk menginternalisasi disiplin diri dan tanggung jawab. Pengekangan yang terlalu keras memang dapat mengontrol perilaku untuk sementara, namun tidak membantu anak belajar untuk mengatur diri sendiri. Pengekangan yang keras justru memicu penolakan untuk mengambil tanggung jawab atas diri mereka sendiri. Perilaku disiplin diri pada anak akan berkembang dari kasih sayang orang tua secara internal. Tak ada seorang pun yang suka dikontrol, jadi tidak mengherankan pula jika anak-anak menolak pengekangan yang tidak disertai rasa empati.
- Pola asuh yang otoriter, mengekang tanpa empati, dan perilaku didasari karena rasa ketakutan justru akan mengajarkan anak-anak untuk menggertak. Anak-anak cenderung mempelajari apa yang mereka jalani dan meneladani sikap orang tua. Jika orang tua berteriak, maka mereka akan meniru dengan berteriak pula. Bahkan, jika orang tua menggunakan kekerasan, mereka juga meniru dengan kekerasan.
- Anak-anak yang dibesarkan dengan terlalu disiplin dan kerap diberi hukuman, maka anak tersebut cenderung mudah marah dan Depresi. Hal tersebut dikarenakan pola asuh anak yang otoriter menjelaskan kepada anak-anak bahwa sebagian dari diri mereka tidak dapat diterima, orang tua juga tidak turut membantu mereka untuk belajar mengatasi dan mengelola perasaan sulit yang mendorong mereka untuk bertindak. Anak-anak dibiarkan kesepian dan mencoba mencari-cari sendiri bagaimana cara mengatasi hal tersebut.
- Pola asuh yang ketat akan mengajarkan anak-anak bahwa kekuasaan akan selalu benar. Mereka belajar patuh, namun tidak diajarkan untuk berpikir untuk mereka sendiri. Mereka cenderung tidak bertanggung jawab atas tindakan mereka, atau mereka menghindari tanggung jawab dengan mengatakan bahwa mereka hanya untuk mencoba “mengikuti perintah”.
- Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang keras cenderung menjadi seorang yang pemberontak. Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang ketat justru cenderung lebih mudah marah dan memberontak ketika remaja hingga dewasa.
- Anak dengan pola asuh yang ketat dapat menjadi seorang pembohong yang hebat.
- Pola asuh yang otoriter dapat merusak hubungan antara orang tua dan anak-anak mereka. Orang tua yang kerap memberikan hukuman kepada anak-anaknya justru dapat memotong sifat empati alami orang tua kepada anaknya sehingga membuat hubungan keduanya memburuk.
Cara Menghindari Strict Parents
Meskipun anak-anak tidak bisa memilih orang tua yang diinginkan sekaligus pola pengasuhan yang diinginkan, anak-anak yang memasuki usia remaja bisa mengendalikan diri untuk terhindar dari strict parents.
1. Persiapkan Diri
Terdengar sepele, tapi untuk berusaha keluar dari strict parents nyatanya sangat sulit dan tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Mempersiapkan diri untuk menentang orang tua untuk pertama kalinya adalah hal tersulit. Terlebih bayangan akan ketakutan pasti akan terus menghampiri. Namun tahap ini sangat penting untuk menyiapkan diri untuk bertindak di langkah-langkah selanjutnya.
2. Jangan Berdebat
Ketika hal yang ingin dilakukan tidak disetujui orang tua, hindari perdebatan dan pusatkan pembicaraan yang mengarahkan kepada pertanyaan-pertanyaan.
Tanyakan alasan penolakan yang diberikan orang tua. Usahakan tanya sedalam mungkin dan pahami pola pikir orang tua. Jika dirasa tidak masuk akal, berikanlah pandangan baru.
Untuk tahap awal mungkin tidak akan mudah mengubah pola pikir orang tua, namun seiring berjalannya waktu, orang tua akan lebih baik dalam mendengarkan pandangan anak.
3. Menjadi Lebih Terbuka
Ketika dihadapkan dengan strict parents, langkah lainnya adalah usahakan menjadi anak yang terbuka. Semakin banyak menceritakan hari-hari yang dijalani, membuat orang tua percaya dengan hal yang anak lakukan.
Ketika ditanyakan mengenai kabar hari ini, hindari mengucapkan 1 kata "baik" namun ceritakan secara detail. Hal ini juga menghindari orang tua mencari dan mengintip kisah hidup anak secara diam-diam.
4. Jangan Berbohong
Berbohong hanya akan membuat strict parents menjadi tambah mengekang karena ketidakpercayaan orang tua terhadap anak. Seperti yang sudah dipaparkan di atas, buatlah orang tua mempercayai semua tindakan anak.
Katakan yang sebenarnya tentang semuanya. Hal ini dapat membantu strict parents menjadi lebih percaya kepada anak.
5. Pelajari Kode Strict Parents
Amati kode dari strict parents sebab hal ini memudahkan anak untuk bereaksi dan bertindak dari pola asuh orang tua.
Dengan cara ini, anak akan lebih mudah untuk menghadapi orang tua yang mengekang dan menghindari reaksi buruk ketika suatu hari terjadi masalah.
Posting Komentar untuk "STRICT PARENTS (POLA ASUH KETAT) : PENGERTIAN, CIRI-CIRI, PENYEBAB, DAMPAK, dan CARA MENGHINDARI"