Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

SOSIODARAMA : Menghargai Orang Lain

Sosiodrama : Menghargai Orang Lain

Amel dan Sinta adalah sepasang sahabat yang selalu bersama. Mereka banyak melakukan hal bersama-sama. Namun, ada satu hal yang tidak diterima Amel dari Sinta yaitu sifatnya yang tidak pernah mau untuk menghargai orang lain. Bahkan sahabatnya pun tidak pernah dihargainya.
Hingga suatu ketika, saat Sinta tidak mengerjakan PRnya, Amel pun membantunya dengan memberikan salinan PR yang telah dikerjakannya. Namun, bukan terimakasih yang ingin Amel dengar dari Sinta. Amel hanya tidak ingin, sahabatnya dihukum oleh gurunya. Ternyata benar, memang bukan terimakasih yang diucapkan sahabatnya itu, melainkan memfitnahnya. Amel tidak bisa menahan amarahnya. Dengan menunjukkan bukti bahwa apa yang dikatakan Sinta itu salah. Sinta pun terbukti bersalah dan berbohong. 
Mulai dari sejak itu, Sinta menyadari bahwa apa yang telah ia lakukan selama ini adalah perilaku yang salah. Bahkan dapat menjauhkannya dengan sahabatnya. Akhirnya, Sinta merubah perilakunya itu yang tidak menghargai orang lain menjadi selalu memperdulikan apa yang telah orang lain lakukan.

PEMERAN

Sinta : Anak manja yang tidak pernah mau menghargai orang lain
Amel : Sahabat Sinta yang baik
Dita         : Teman sekolah Sinta yang sederhana dan apa adanya
Rangga          : Teman sekolah Sinta yang pintar, baik, dan jujur
Bu Siti : Guru matematika yang cantik tetapi galak dan suka menghukum siswa
Nama tersebut merupakan nama samaran atau hanya sebatas fiktif belaka.

NASKAH SOSIODRAMA

ADEGAN 1

Pagi suatu hari di sekolah. Dua siswi sedang sibuk dengan tugasnya.
Amel         : “Sin..ayo dong cepet ngerjain PRnya. Keburu Bu Siti dateng nih.”(Khawatir)
Sinta : “Iihh..iya iya. Nyante dong ah.”
Amel : “Gimana bisa nyante. Udah jam berapa nih.” (Melihat jam tangan)
Sinta : ”Brisiiikk!! Diem dong mel. Dasar Amel comel.”
Amel : “Iihh kamu tuh ya.”
Rangga         : “Pengumuman pengumuman, hari ini kita pulang awal. Guru-guru ada rapat.” (Suasana kelas gaduh dengan sorak gembira)
Sinta : “Assiiikkk..Hahaha nih aku kembaliin PRmu mel.” (Sambil berlari keluar)
Amel : “Sintaaa. Dasar itu anak, paling cepet kalo pulang.”

ADEGAN 2

Perjalanan ke sekolah dengan mobil mewah Sinta dan seorang supir yang mengantarkannya.
Sinta : “Nanti pulang sekolah kita jalan ya?” (Whatsapp Sinta pada Amel)
Amel : “Dih ni anak, kapan si berubahnya.”
Sinta : “Ameeelll!!!” (Mengirim BBM kembali)
Amel : “ Iya iya iyaa. Tapi nanti aku ada les. Kapan-kapan aja yah?” (Jawaban Whatsapp Amel pada Sinta)
Sinta : “Bolos aja deh. Sekali ini aja. Oke?” (Rayu Sinta)
Amel : “Hmm.Iya deh.” (Jawabnya terpaksa)

ADEGAN 3

Bel masuk sekolah pun berbunyi, Sinta dan Amel bergegas masuk kelas dan duduk dibangku masing-masing.
Sinta : ”Mel, ngantuk ni.”
Amel : “Aduh Sintaa.. Ini masih pagi.”
Bu Siti         : “Selamat pagi anak-anak.” (Berjalan menuju meja guru)
Siswa : “Pagi bu..”
Bu Siti : “Ayo sekarang kumpulan PRnya.”
Sinta : “Mel gimana ni, aku kan belum selese ngerjainnya.”
Amel : “Oiya, duh gimana ya?”
Bu Siti : “Sinta mana PR kamu? Bawa ke depan ya.”
Sinta : “Aduuuh..Mel gimana dong. Aku suruh ke depan ni. Aduuh” (Bingung dan khawatir)
Amel : “Emm..Ini ni bawa punyaku.”
Sinta : (Asal ambil buku) “Ini bu.”
Bu Siti : “Loh ini buku fisika Sinta.”
Sinta : “Aduh salah ambil bu. Sebentar bu.”
Amel : “Kamu si asal ambil aja.”
Sinta       : “Ah kamu ngasihnya sembarangan si.” (Kembali memberikan PR pada Bu Siti)
Bu Siti : “Loh tulisan kalian kok sama Sinta dan Amel?”
Sinta : “Emm ini bu. Si Amel minta saya yang ngerjain PRnya bu.”
Amel : “Sinta!! Apa apaan. Jangan sembarangan kamu.”
Sinta : “Alah udah deh ngaku aja.”
Amel : “Bu bener bu. Saya mengerjakan PR ini sendiri. Justru buku itu adalah buku saya bu. Lihat tulisannya bu. Pasti sama bu.” (Marah)
Bu Siti   : “Amel, Sinta. Jangan ribut. Biarkan ibu mencocokkan terlebih dahulu.” (Membuka lembar demi lembar)
Sinta : “Pasti beda bu.” (Mulai panik)
Bu Siti      : (Mengerutkan dahi dan terheran) “Semua tulisan di sini sama dan kata-katanya pun sama. Di belakang buku ini pun ada nama Amel.”
Amel : “Tuh kan bener. Itu memang buku saya bu.”
Sinta : (Menunduk)
Bu Siti : “Sinta, coba jelaskan pada ibu.”
Sinta        : “Maaf bu. Itu memang buku Amel. Saya tidak mengerjakan PR bu, males bu.”
Amel       : “Keterlaluan kamu Sin. Aku kan udah bantu kamu. Kamu bener bener ngga pernah menghargai aku ya Sin.”
Sinta      : “Maafin aku Mel. Aku tau, aku ngga pernah peduliin kamu Mel, aku ngga pernah bisa menghargai apa yang kamu lakuin buat aku.” (Sedih) (Amel berjalan kembali ke tempat duduknya)
Bu Siti        : “Sudah Sinta, karena kamu tidak mengerjakan PR maka ibu akan menambah PR kamu dan harus dikumpulkan besok pagi.”
Sinta         : “Baik ibu.” (Kembali duduk). “Amel, aku benar-benar minta maaf Mel.”
Amel : “Iya udah aku maafin.”
Sinta : “Bener Mel? Trimakasih Mel. Aku janji ngga akan kaya gitu lagi sama kamu atau siapapun.” (Tersenyum lebar)
Amel : “Iya Sin. Syukur kamu mau berubah.” (Tersenyum)

Bel pulang berbunyi dan mereka pun pulang bersama-sama. Sinta pun menyadari bahwa sikapnya salah dan akan mengubah sikapnya itu menjadi lebih baik lagi.

Posting Komentar untuk "SOSIODARAMA : Menghargai Orang Lain"